Senin, 15 September 2008

InDahNya aLaM

Bali adalah daerah berikutnya yang akan tergerus arus peradaban dan "keindahan teknologi". Apalagi sekarang udah banyak arsitek pintar yang menjadikan bali tempat yang cocok untuk bereksperimen tentang ide-ide extraordinary mereka. Dari mal, aneka hotel, villa, etc - asalkan ada investor yang mendanai ide cemerlang mereka.
Tapi sebenarnya, investorlah yang punya keinginan pertama untuk menanamkan uangnya di atas tanah, dan berharap akan berbuah uang yang lebih banyak lagi. nah si arsitek ini hanyalah petani yang punya skill untuk mengukir bumi dan bercocok tanam dengan bibit dolar yang dimiliki investor..
Nah siapakah pemilik tanah??? kenapa mereka membiarkan investor bercocok tanam di tanah mereka? apa sang pemilik tanah gak punya "bibit" yang digunakan untuk bercocok tanam? atau pemilik tanah ga punya "petani" yang mampu bercocok tanam di tanahnya sendiri? atau pemilik tanah gak punya pikiran untuk mengolah tanahnya sendiri sehingga lebih senang menikmati hasil dari menjual tanahnya dan menikmati hasil penjualannya itu saja? paling pinter pemilik tanah sekarang hanya minta upeti setiap tahun atas siapapun yang tinggal diatas tanah itu...
wah, berarti pemilik tanah gak nyadar kalo mereka ini punya banyak anak, yang masih membutuhkan tanah-tanah itu kelak...

Tapi untuk sementara kita masih bisa tenang... toh nanti yang gak tenang hanya anak dan cucu kita, BUKAN KITA... jadi kita bisa tenang lah...

Ketika jalan jalan di sekitar kita, saya masih banyak kok menemukan tempat yang bener masih alami.
contohnya jatiluwih.....














bahkan temen saya yang ikut minta di foto untuk pre-weddingnya... "takutnya entar terlambat dan keindahan itu hilang, jadinya sekarang aja fotonya..." gitu katanya.


wah PaSanGan SeRAsi yA!!!??











Jatiluwih adalah sebuah daerah di wilayah kabupaten Tabanan yang masih alami bener... saat ini sebenernya sudah dijamah pariwisata sih, tapi belum secara besar-besaran.. yang saya tau sudah ada horse riding dan ATV car track...
waduh!! sawahnya mau diacak-acak tuh...
asal jangan semua jalanan dipaving dan dibikinin hotel n restoran aja... masak di tengah pemandangan sawah dan hutan tiba2 ada trotoar? kan gak lucu ya...(seperti jalan menuju danau tambulilingan yang dulunya tanah alami sekarang sudah trotoar, ketika kesana kali kedua saya sudah merasa kecewa)
kadang kesulitan mencapai suatu tempat yang indah itulah menjadi keindahan yang mendalam...
kesulitan kita mendapatkan sesuatu membuat kita menghargainya.

Tidak ada komentar: